Hallo mas brew
Disini aku mau sharing-sharing ilmu
soalnya aku merasakan massa massa yang juga kalian rasakan
yakni sebagai Management Trainee yang kini sibuk menjalani massa On Job Training
Hm. Jadi gak usah banyak cap cus ya
ini ada sedikit pemikiran yang aku sharingskan selama massa pengamatanku On Job Training di PT Wijaya Karya. Jadi begini rekan-rekan
Pada saat awal-awal aku disini. Aku jujur merasa bingung alias gak ada pegangan.
Ya. Disini aku disuguhi oleh aktivitas dan sistem yang sudah sangat rampung alias setel.
Dalam artian sudah setel adalah sudah ada struktur organisasi dan pola kerja yang jelas dan rapi
Setiap orang sudah ada pembagian tugas yang jelas dan jadwal yang sudah terencanakan
Mula-mula , Aku bingung bagaimana merumuskan keberaadaanku disini.
Jadi keseringannya adalah aku meminta pekerjaan ke bapak-bapak yang di sana
Kalau gak gitu ya menunggu kalau misalkan dimintai pekerjaan.
Posisiku disana hanya-lah sebagai pelengkap alias asisten staff engineering
Jadi ya biasanya diminta untuk menjadi drafter atau mendesain auto chad
Kalau gak gitu ya membantu Quality Assurance memuat Instruksi kerja alias metode kerja di proyek
Pertama-tama aku menikmati pekerjaanku disini.
aku terkadang merasa bangga jika dikasih penugasan
dan bisa menyelesaikan penugasanku dengan baik
Aku merasa sangat tertarik untuk menyelesaikan penugasan yang diberikan kepadaku
satu per satu aku selesaikan
Ya. Sama seperti kalian pokoknya. Kita diberi penugasan, kita melakukan yang terbaik,
Namun hal ini mulai ada sesuatu yang tidak nyaman,
ya, tanpa sadar aku menjadi pribadi yang sangat tergantung pada apa yang aku namakan - peranan
Aku merasa sangat superior jika aku mendapatkan penugasan
dan mampu mengerjakanya dengan excellence
namun aku juga merasa tidak superior jika orang-orang disana terlalu sibuk
sehingga tidak ada penugasan yang diberikan kepadaku
Kerap kali aku merasa cemas karena terlalu banyak waktu longgar yang tersedia
Aku takut waktu-ku tidak produktif
sehingga terkadang aku mencari kesibukan lain, seperti menulis blog atau membaca berita
hanya sekedar untuk membuat kesan pada diriku bahwa aku melakukan sesuatu yang produktif
Dengan kata lain, nilai diriku sangat fluktuatif saat itu.
Dan ternyata tidak hanya diriku yang merasakan ini.
Si Paian, temen seangkatanku MT 43 juga merasakan hal yang sama.
Tatkala aku jalan-jalan ke Batam MALL
Aku membeli buku karangan Stephen R Covey
Yang berjudul 7 Habit High Effective People
Disana aku mendapatkan suatu pencerahan yang sangat bagus sekali,
Mungkin akan berusaha aku uraikan dengan bahasa-ku sendiri
Jadi begini
Dalam bekerja. Kita harus punya titik pusat yang menjadi orientasi kita dalam bekerja
Dan kita harus secara ‘sadar diri’ untuk memilih titik pusat tersebut.
Kita diberi kebebasan untuk memilih
sehingga kita menjadi pribadi yang sangat aktif, tidak tergantung pada kondisi lingkungan yang ada saat itu.
Secara sederhana dan lebih teknis, aku langsung praktekan pada kejadian-ku pas On Job Training ini.
1. Berpusat pada Peranan
Jika aku bekerja berpusat pada peranan.
Maka aku merasa senang – puas jika aku memiliki peranan yang penting dalam pekerjaan ini.
Hal ini berarti jika ada penugasan atau tanggung jawab yang diberikan padaku, maka aku merasa puas.
Namun bisa juga sebaliknya. Jika aku tidak mendapatkan tanggung jawab alias penugasan.
Aku kerap kali merasakan cemas.
Sehingga dengan kata lain untuk menjaga kepuasan batin,
aku harus memastikan diriku untuk mendapatkan penugasan dan tanggung jawab
2. Berpusat pada Belajar
Disini aku mau sharing-sharing ilmu
soalnya aku merasakan massa massa yang juga kalian rasakan
yakni sebagai Management Trainee yang kini sibuk menjalani massa On Job Training
Hm. Jadi gak usah banyak cap cus ya
ini ada sedikit pemikiran yang aku sharingskan selama massa pengamatanku On Job Training di PT Wijaya Karya. Jadi begini rekan-rekan
Pada saat awal-awal aku disini. Aku jujur merasa bingung alias gak ada pegangan.
Ya. Disini aku disuguhi oleh aktivitas dan sistem yang sudah sangat rampung alias setel.
Dalam artian sudah setel adalah sudah ada struktur organisasi dan pola kerja yang jelas dan rapi
Setiap orang sudah ada pembagian tugas yang jelas dan jadwal yang sudah terencanakan
Mula-mula , Aku bingung bagaimana merumuskan keberaadaanku disini.
Jadi keseringannya adalah aku meminta pekerjaan ke bapak-bapak yang di sana
Kalau gak gitu ya menunggu kalau misalkan dimintai pekerjaan.
Posisiku disana hanya-lah sebagai pelengkap alias asisten staff engineering
Jadi ya biasanya diminta untuk menjadi drafter atau mendesain auto chad
Kalau gak gitu ya membantu Quality Assurance memuat Instruksi kerja alias metode kerja di proyek
Pertama-tama aku menikmati pekerjaanku disini.
aku terkadang merasa bangga jika dikasih penugasan
dan bisa menyelesaikan penugasanku dengan baik
Aku merasa sangat tertarik untuk menyelesaikan penugasan yang diberikan kepadaku
satu per satu aku selesaikan
Ya. Sama seperti kalian pokoknya. Kita diberi penugasan, kita melakukan yang terbaik,
Namun hal ini mulai ada sesuatu yang tidak nyaman,
ya, tanpa sadar aku menjadi pribadi yang sangat tergantung pada apa yang aku namakan - peranan
Aku merasa sangat superior jika aku mendapatkan penugasan
dan mampu mengerjakanya dengan excellence
namun aku juga merasa tidak superior jika orang-orang disana terlalu sibuk
sehingga tidak ada penugasan yang diberikan kepadaku
Kerap kali aku merasa cemas karena terlalu banyak waktu longgar yang tersedia
Aku takut waktu-ku tidak produktif
sehingga terkadang aku mencari kesibukan lain, seperti menulis blog atau membaca berita
hanya sekedar untuk membuat kesan pada diriku bahwa aku melakukan sesuatu yang produktif
Dengan kata lain, nilai diriku sangat fluktuatif saat itu.
Dan ternyata tidak hanya diriku yang merasakan ini.
Si Paian, temen seangkatanku MT 43 juga merasakan hal yang sama.
Tatkala aku jalan-jalan ke Batam MALL
Aku membeli buku karangan Stephen R Covey
Yang berjudul 7 Habit High Effective People
Disana aku mendapatkan suatu pencerahan yang sangat bagus sekali,
Mungkin akan berusaha aku uraikan dengan bahasa-ku sendiri
Jadi begini
Dalam bekerja. Kita harus punya titik pusat yang menjadi orientasi kita dalam bekerja
Dan kita harus secara ‘sadar diri’ untuk memilih titik pusat tersebut.
Kita diberi kebebasan untuk memilih
sehingga kita menjadi pribadi yang sangat aktif, tidak tergantung pada kondisi lingkungan yang ada saat itu.
Secara sederhana dan lebih teknis, aku langsung praktekan pada kejadian-ku pas On Job Training ini.
1. Berpusat pada Peranan
Jika aku bekerja berpusat pada peranan.
Maka aku merasa senang – puas jika aku memiliki peranan yang penting dalam pekerjaan ini.
Hal ini berarti jika ada penugasan atau tanggung jawab yang diberikan padaku, maka aku merasa puas.
Namun bisa juga sebaliknya. Jika aku tidak mendapatkan tanggung jawab alias penugasan.
Aku kerap kali merasakan cemas.
Sehingga dengan kata lain untuk menjaga kepuasan batin,
aku harus memastikan diriku untuk mendapatkan penugasan dan tanggung jawab
2. Berpusat pada Belajar
Jika aku berpusat pada belajar.
maka aku merasa senang dan puas jika aku mendapatkan kesempatan untuk mempelajari ilmu-ilmu baru di masa On Job Training yang belum pernah aku dapat dikampus. Hal ini berararti semakin banyak aku mendapatkan ilmu, mendapatkan informasi, mendapatkan wawasan, maka aku merasa semakin puas.
Namun bisa juga sebaliknya. Jika aku tidak mendapatkan sesuatu-apapun yang bisa aku pelajari disini. Atau tidak ada progress penambahan ilmu pengetahuan yang aku dapatkan. Maka bisa jadi aku merasa cemas.
Sehingga dengan kata lain, untuk menjaga kepuasan batin,
aku harus memastikan dirku senantiasa mendapatkan ilmu baru dan menjaga antusiasme untuk belajar.
3. Berpusat pada Membantu
Jika aku berpusat pada membantu
maka aku merasa sangat senang sekali jika aku bisa membantu mengerjakan ini dan itu disini. Orientasiku adalah ketulusan membantu. Entah itu hanya membantu kecil – kecil sampai membantu pada hal-hal yang besar. Ketika orientasiku membantu, maka kepuasan akan aku dapatkan ketika aku bisa membuat orang yang kubantu ini pekerjaannya bisa terselesaikan. Orientasi ini lebih nikmat dibanding yang lain. Karena tidak terpengaruh oleh ego dan keinginan ‘apa yang aku dapatkan’ tidak muncul. Sehingga perasaan kita menjadi lebih plong dan tenang.
Dengan kata lain, untuk menjaga kepuasan batin,
aku harus memastikan diriku bisa membantu pekerjaan setiap orang yang ada disini sehingga menjadi lebih ringan.
4. Berpusat pada Persahabatan
Jika aku berpusat pada persahabatan
Maka aku merasa sangat senang dan nikmat ketika aku bisa akur dengan orang-orang yang ada disini. Orientasiku adalah bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Dan bisa nyaman dengan orang-orang yang ada disini. Tidak peduli apakah aku mendapatkan penugasan atau tidak, jika orientasinya adalah persahabatan, maka aku merasa sangat berarti ketika aku bisa akur dengan orang-orang yang ada dini.
Namun, bisa juga sebaliknya, aku akan menjadi pribadi yang reaktif jika ternyata orang-orang disini merasa risih dan terganngu dengan keberadaanku. Atau aku merasa sedikit egois dengan mengatakan aku tidak cocok dengan mereka karena umur mereka terlalu tua. Aku merasa cemas dan tergantung dari penilaian orang lain terhadapku
Dengan kata lain, untuk menjaga ketenangan batin, satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menganggap semua yang ada disini teman, mengikuti aktivitas yang bisa meningkatkan persahabatan, memulai inisiatif untuk berbicara dan tidak tergantung dari bagaimana penilaian orang lain kepadaku
5. Berpusat Uang
Jika orientasiku adalah uang, maka aku berusaha bagaimana agar aku mendapatkan banyak uang. Yakni dengan menambah jam lembur. Dengan kata lain, kepuasan akan aku dapatkan ketika aku berhasil kerja lembur sampai malam, sehingga aku mendapatkan tambahan gaji. Orientasi ini tidak bisa dianggap pragmatis. Jika memang kita sudah melakukan perhitungan dan mendapatkan kesimpulan bahwa kita memerlukan uang banyak untuk keperluan keluarga misalnya atau tabungan. Maka kita bisa mengambil langkah ini.
6.Berpusat reputasi
Jika orientasiku adalah reputasi, maka aku berusaha bagaimana caranya agar aku tercitrakan positif dan kredibel didepan atasanku. aku senantiasa mengambil jam jam lembur supaya aku mendapatkan kesan bahwa diriku adalah pribadi yang pekerja keras. Orientasi ini sangat dangkal. Karena tergantung pandangan orang lain terhadap diriku
7. Berpusat pada diri sendiri
Jika aku berpusat pada diri sendiri. Maka aku berusaha memandang sesuatu sesuai dengan keinginan dan kecocokan atau ketidakcocokan dengan selera atau minatku. Aku bisa saja suka dengan atasan A karena dia orangnya rendah hati. Namun aku bisa saja tidak suka dengan atasan B karena sifatnya terlalu keras.
Aku bisa saja merasa suka jika pekerjaan ini cocok dengan kapabilitasku. Namun aku bisa menjadi tidak suka jika pekerjaan ini tidak sesuai dengan kapabilitasku
Aku bisa saja ikut kegiatan atau berdiskusi tentang A dikantor jika aku cocok, namun aku bisa jadi tidak suka dengan kegiatan A jika aku tidak cocok
Orientasi inilah penyakit dan sumber ketidak puasan. Yang menjadikan diri kita tidak bersyukur. Karena hanya memandang sesuatu sesuai dengan kecocokan batin kita
8. Berpusat Prestasi kerja
Jika pusatku adalah prestasi kerja. Maka aku akan berupaya bagaimana supaya pekerjaanku terlihat excellence. Aku bisa mengawali berinisiatif meminta pekerjaan. Aku bisa mengerjakan pekerjaan sebelum deadline. Dan aku bisa memberikan hasil lebih dibanding yang diminta. Jika aku melakukan kesalahan. Bergegas aku mengakui kesalahan dan memperbaiki.
Orientasi pada prestasi kerja ini akan memacu kita menjadi pribadi unggul dan mampu berkembang pesat didunia kerja.
Nah, dari 8 titik pusat itu.
Satu hal yang disadari adalah kita bebas mau memilih berada pada titik pusat yang mana.
Jika kita orientasinya adalah peranan, maka ambil sebanyak mungkin tanggung jawab
jika orientasi kita adalah belajar, ambil sebanyak mungkin ilmu
Jika orientasi kita membantu, tawarkan diri untuk bisa membantu
jika orientasi kita persahabatan, jadilah pribadi yang menyenangkan
Jika orientasi kita uang, ambil sebanyak mungkin lembur “
Jika orientasi kita reputasi, sering-seringlah kerja lembur dan tangguh
Jika orientasi kita diri sendiri, seleksi mana yang cocok buatmu
dan jika orientasi kita prestasi kerja, tunjukan hasil yang lebih dari apa yang diharapkan
Dan satu hal lagi.
Kita bebas memilih tindakan, namun kita tidak bebas memilih konsekuensi
Setiap titik pusat ada konsekuansinya
Dan kita harus secara “sadar diri” melihat konsekuansi tersebut
dan jangan lah kalian menjadi pribadi yang tanpa orientasi
karena dengan begitu kepuasan kita akan mudah terombang-ambing oleh lingkungan
jadilah pribadi yang berpirnsip. Yang secara sadar memilih tindakanmu dan mempertanggungjawabkannya.
Oke pemirsa.
Itu yang dapat aku sharingkan
Semoga bermanfaat
Batam
24/12/2012
20:57
Jadi, mas Dhanar memilih yang mana?
BalasHapuswah.. cukup bisa memberiku gambaran :), thanks sharingnya.
BalasHapussak marine ngeBEM, aQ mek orientasi TA.
BalasHapusbosen juga lama2.
lumayan critamu iki ngasik pandangan baru buatku,,,
sukses buatmu y Nar..
Dyah Oktavia
BalasHapusKita bebas memilih yang mana
kalau aku berdasarkan skala prioritas
1) Prestasi Kerja
2) Peranan
3) membantu
4) Persahabatan
5) Belajar
Super mas dhanar. Great sharing.
BalasHapusDia menyertaimu. Amin.