Selasa, 11 Desember 2012

Belajar Menjadi Pemimpin “Kharismatik” dari Sosok Muhlas Hanif Wigananda : Menghadapi Carut Marut Internal HMS



Br....
hari ini capek banget
Gak nyangka dulu pas jadi mahasiswa sering mondar mandir kesana kemari kayak kitiran
Pas kerja ealah,  harus 8 jam di depan laptop kayak batu
Hm.  Mati duduk deh gue. Perut bisa ndut ndut nih J
Orang kerjanya makan duduk makan duduk tok. Oh TIDAK.... !!!
Tapi sesibuk apapaun gua (Sok sibuk nih :p )
Gak bakal menyurutkan semangat untuk berbagi ilmu melalui Blog
Hm. Sayang sekali kan gan kalau ilmu di kampus ini membatu di otak
Mending di bagi-bagikan aja biar dapat pahala  (Asik..)

Oek bray,
Gak usah banyak capcus
Disini aku ingin sharing mengenai gaya kepemimpinan seorang yang cukup Fenomenal di KM ITS.
Seorang yang 1 tahun yang lalu sempet bikin KM ITS bergoyang (asoy)
Seorang yang saya sebut sebagai “Presiden Tanpa Kursi”. Heheheh
Yup. Dia adalah Muhlas Hanif Wigananda
Seorang Mantan Kahima Teknik Sipil FTSP ITS yang ‘nyaris’  saja menjadi Presiden BEM ITS
Hm, masih ingat saat itu hanya  berselisih 25 Suara dengan sang Juara Imron Gonzales
Tapi meskipun dia gak jadi Presbem. Tetep saja tak anggap sebagai Presiden BEM
Yup. Tepatnya Presiden BEM Tanpa Kursi. Wwkwkwkwkwk (Sorry Brew)

Tidak menjadi Presbem lantas tidak menjadikannya gulung tikar
Berasama para pasukan biru – nya, mereka pun mendirikan sebuah gerakan pertama dalam sejarah KM ITS. Yup. Sebuah gerakan simple untuk membuat mahasiswa ITS menyukai membaca.
Yakni Gerakan Pusaka Merah Putih.  (Untuk tau banyak gerakan ini, tanya aja ke orangnya langsung gan)

Setelah sidang TA, diwisuda di Graha, dan Lulus sebagai S51
Kesibukannya  kini pun sebagai Management Trainee  bersama orang paling suangar (gue.red)
Di perusahaan Kontraktor BUMN Terkeren di Indonesia
Yakni PT Wijaya Karya (Hahahah. Macak dewo)



Hm.
Secara objektif.  Sejauh pengamatanku selama ini yang pernah berada satu organsasi dengannya
(Jeh, awaku ojok besar kepala ya) :
Muhlas Hanif Wigananda adalah sosok yang dilahirkan dengan naluri pemimpin yang matang. Kemampuan analisanya sangat tajam, kritis namun sistematis dan solutif.
Gaya bicaranya  dan kemampuan retorikanya sangat tegas, berbobot dan mantab
Dan satu hal yang menjadikan dia berbeda dengan pemimpin lain yang selama ini aku kenal dan akan aku kupas tuntas disini adalah :
Dia memiliki kemampuan untuk membuat organisasi layaknya KELUARGA”

Beberapa pemparan yang akan saya sampaikan disini merupakan hal-hal kongkrit yang pernah aku rasakan di HMS.  Beberapa hal ini merupakan hal-hal juga yang pasti kalian temui dalam organsasi di manapun kamu berada :

Jadi begini gan.
Yang namanya siklus konflik internal organisasi itu mudah sekali di tebak
Di HMS dulu, ada sekitar 9 Departemen.
Dan permasalahan umum yang kerap terjadi  adalah adanya ketidakrukunan antara satu departemen – dengan departemen lain. Masing – masing departemen hanya fokus pada prokernya masing-masing. Dan tidak peduli alias acuh dengan kegiatan / proker daripada departemen lain.

Permasalahan yang kerap terjadi antara lain :
masalah terkait penyebaran dana proker antar departemen yang tidak merata,
arogansi departemen tertentu yang berlebihan,
adanya konflik masalah MABA,
adanya konflik karena jadwal proker yang saling berbenturan  dan lain  - lain.
Yang paling sering dan saya yakin pasti pernah terjadi di masing-masing HMJ adalah  konflik antara departemen  PSDM dengan RISTEK, masalah MABA diwajibin atau tidak mengerjakan PKM. Tul gak?

Permasalahan-permasalahan di atas mengakibatkan adanya perang dingin antara departemen.
Yang berujung pada sikap acuh dengan departemen lain dan departemen lebih memilih berfokus pada prokernya  sendiri - sendiri.  Ingat ini : SEBAGUS APAPUN ORGANISASI – PASTI  AKAN REMUK JIKA INTERNALNYA RUSAK.  Dengan kata lain, untuk membuat organsasi PROGRESIF : INTERNAL adalah HAL YANG TIDAK BISA DIANGGAP SEPELE

Dan biasanya neh. Para PH ini yang paling pusyang jika hal itu terjadi.
Mereka pun mengadakan beberapa agenda untuk menguatkan internal.
Yang pasti dan yang mudah di tebak dan sering dilakukan adalah Outbond.
Tapi  sejujurnya, terhitung aku lebih dari 10 kali mengikuti Outbond di kampus.
Baik di HMS, PPSDMS, ETOS atau di organisasi eksternal
Efek yang dirasakan dari OUTBOND bukanlah kedekatan internal,  tapi hanya CAPEK.
CYUSS ????
 : Iya bener serius.

Nah,
Si Muhlas Hanif Wigananda
Alias si Brewok ini.
Dia memiliki cara tersendiri untuk mentreatment carut marut antar departemen HMS saat itu.
Kalau tak tangkap dari pola pikirnya saat itu adalah begini :

Yang dibutuhkan oleh organisasi yang internalnya sedang rusak adalah KOMUNIKASI dan SALING PENGERTIAN satu sama lain .  Bukan sekedar EFEN KOMUNAL. Nah acara seperti outbond, hanyalah acara refreshing belaka sehingga esensi untuk Komunikasi itu sendiri tidak terlihat bahkan tidak ada.

Alhasil,
Diapun mengadakan program simple yang sebenarnya memberikan efek significant.
Jadi. Langsung Teknis aja ya
Pada saat itu RISTEK Rapat mingguan.
Pas itu ada aku (Kadept paling keren), Bagus (Sekdep ndut ndut), Aklis-Anto-Hadi (Kabiro Asoy)
dan 15 staff ku yang culun culun mengadakan rapat untuk membahas proker.
Rapatnya saat itu di sekretariat HMS. Nah,  pas rapat di mulai. Muhlas dan BPH sudah mulai ikut nimbrung untuk mengetahui alur rapatnya Ristek.
Rapatnya cukup lama, yakni sekitar 1 jam. Tapi BPH tetep betah menunggu kita selesai rapat.
Asek. Baru pertama kali ini nih BPH datang ke rapatnya departemen.

Nah, sesuai dengan instruksi sebelumnya.
BPH ingin mengadakan komunikasi dengan departemen RISTEK setelah rapat
Pada saat itu, perangkat BPH kalau tak inget ada si Muhlas (Kahima), Kopi (Wakahima II), Maureen (Sekretaris), Kholiq (Wakahima I) dan Ayu Susanti (Bendahara).

Ini yang menjadi catatan penting.
BPH mengawali dengan pertanyaan yang cukup Bijak dan cukup ramah.
“Temen-temen Ristek, apakah ada masukan buat para BPH dan keluhan selama di HMS?”
Hm, kontan saja kami cukup kaget juga dengan pertanyaan tersebut,
Ya. Cukup kaget. Baru kali ini ada petinggi suatu organisasi bersedia terbuka dan mau menerima keluhan dari departemennya. Biasanya kecenderungan yang terjadi adalah dari BPH yang meminta banyak ke masing-masing Departemen.

Jadi langsung saja tuh.
Masing-masing dari kita diberi kesemapatan ngomong
Menumpahkan seluruh uneg-unegnya
Rasa tidak sukanya. Rasa tidak nyamannya.
Entah keluhan karena BPH terlalu eksklisuf. Atau keluhan dengan departemen lain.  
Bahkan staff-ku yang pendiam-pendiam pun di minta untuk ngomong juga
Sementara muhlas dkk hanya mendengarkan curhatan kami.
Suasana yang selama ini canggung kini berubah menjadi kekeluargaan


Nah,
Setelah kita memberikan banyak sekali masukan dan keluhan
Kini giliran Muhlas dkk yang mengevaluasi departemen RISTEK.
Dan evaluasi ini sangat berguna bagi kami.
Kalau tidak salah, pas itu RISTEK dinilai departemen yang terlalu arogan dan eksklusif.
Beberapa staffnya jarang dikenal dan jarang datang ke proker departemen lain
Selain itu juga jarang datang dan main main di sekretariat.
Hm. Makjleb juga !!!!
Tapi kalau gak disadarkan seperti itu ya kita gak bakal pernah berubah

Sesi pertama      :               Sharing Ristek ke BPH
Sesi kedua          :               Sharing BPH ke Ristek
Dan yang luar biasa adalah sharing ketiga
Bagaimanakah penilaian positif dan negatif departemen lain ke departemen RISTEK.
Jadi ceritanya masing-masing departemen diminta untuk memberikan penilaian atau saran ke departemen RISTEK. Saat itu ada 8 Departemen. Semuanya memberikan penilaian secara tertulis lewat sms. Dan Dari Muhlas yang membacakan
Huaaa..... !!!
Kami memahami satu hal : Ternyata dari masing-masing Departemen selama ini sangat menghargai dan mengapresasi kinerja Ristek.  Tidak searogan yang saya bayangkan.

Setelah sharing yang cukup lama. Kami pun merasa sangat plong.
Dan yang cukup berkesan adalah kalimat penutupan dari BPH
Yang saat itu disampaikan oleh Kopi (Wakahima)

“Jika dalam keluarga itu ada anak, ibu  dan ayah. Ayah yang menghargai anak-anaknya. Ibu yang mencintai anak-anaknya. Maka di HMS ini. Anggap sajalah kami yang disini  adalah ayah ibu kalian”

Tak kusangka kopi yang selama ini garang dan meski cekcok dengan-ku. Mengatakan hal seperti itu. Oh. CO CWEEETTTTTT !!!!!!.

Satu prinsip yang dapat diterapkan disini adalah :

“Perlu adanya treatment kekeluargaan dari suatu organisasi yang harus dirancang dengan manajemen yang bagus.Dan perlu adanya komunikasi dua arah, yang mana terjadi mekanisme saling MENCERITAKAN UNEG-UNEG APA YANG SELAMA INI DIPENDAM.
Disini Muhlas punya cara sendiri untk menciptakan hal tersebut, yakni dengan mengadakan forum sharing internal antara BPH dengan masing-masing Departemen secara mendalam. “

“Dia menyadari satu hal bahwasannya dia di HMS sedang bekerja dengan manusia.
Satu-satunya mahluk di bumi ini yang memiliki sisi ingin diperhatikan dan ingin di dengar.
Sebagai pemimpin. Dia melakukan hal yang tidak dilakukan pemimpin lain.
Yakni bersedia menjadi tempat curhatan dan keluhan masing-masing bawahannya”
Seperti Jokowi yang mau mendengarkan curhatan rakyatnya di pasar
Dan Rosevelt yang mendengarkan curhatan tukang kebunnya
Yup. Pemimpin yang BERKHARISMA adalah MEREKA YANG MEMPERLAKUKAN ANGGOTANYA DENGAN TREATMENT MANUSIAWI atau PENDEKATAN PERSONAL.

Nah, Segitu aja agan-agan yang dapat saya sharingkan
Semoga bisa bermanfaat dan semoga bisa menjadikan banyak masukan ya
Apapun posisimu saat ini.
Buktikanlah bahwa apa yang kamu lakukan bisa memberikan banyak kontribusi buat lingkunganmu
Terutama untuk Indonesia

Batam
12/12/12
09.24

3 komentar:

  1. Mosok Muhlas isok ndewo ngunu?
    biasane sak erohlku waktu SMA mbiyen dy gk aktif apa2..
    Tapi sejak aktif di HMS, dy berubah bnyak ya..
    Bnyak hal positif jika berinteraksi dg dy.
    So inspiring.

    Tapi, Muhlas tdak akan se inspiring ini tanpa sentuhan seorang Dhanar Fajri (yo jelas, lha wong Dhanar seng nulis sosokny di blog ini. hehe). Dibalik inspiringnya Muhlas, ad peran sosok Dhanar Fajri yg mempulikasikannya. :)

    Slam sukses terus bro..


    BalasHapus
  2. Hahahahha.
    Tetapi tetep juga gak se - inspiring ente bro
    Ada banyak mahasiswa ITS yang jago entrerpeneur
    Tapi hanya 1 orang yang berani tak amanahi bisnis yang kelak kedepannnya besar

    Yup. Selamat berkarya ya bro

    BalasHapus
  3. Pustaka Merah Putih mas, bukan pusaka merah putih....
    Gerakan ITS Membaca!

    BalasHapus